Salah satu ancaman cyber crime terbesar yang bisa menghantui perangkat komputer kamu adalah malware. Ini merupakan jenis software yang dirancang untuk merusak, mengakses, atau mencuri data dari komputer, perangkat mobile, atau sistem jaringan tanpa izin! Bahkan, Serangannya pun bisa dalam bentuk yang beragam!
Dari mulai berupa virus, worm, trojan, ransomware, spyware, adware, dan berbagai bentuk lain dari perangkat lunak yang bersifat merusak. Tapi tenang, di artikel ini kamu bisa memahami beberapa contoh serangan malware dan bagaimana cara mengatasinya. Penasaran? Ikuti terus dan baca artikel ini sampai habis!
Definisi dan Pengertian Malware
Cisco dalam artikelnya menjelaskan bahwa, malware adalah singkatan dari “malicious software,” yaitu perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mencuri, atau mengakses data tanpa izin. Bentuknya dapat beragam dari virus, worm, trojan, ransomware, spyware, dan lebih banyak lagi.
Jenis cyber crime ini sering kali menyebar melalui berbagai cara, seperti email phishing, unduhan berbahaya, atau link ke situs web yang tidak aman. Menggunakan perangkat lunak antivirus dan menjaga sistem aplikasi tetap diperbarui adalah langkah penting untuk melindungi perangkat kamu dari ancaman ini.
10 Jenis Malware yang Umum dan Sering Ditemukan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, malware adalah serangan yang cukup berbahaya dan memiliki jenis yang juga beragam. Apa saja kira-kira jenis-jenis tersebut? Berikut penjelasan mengenai 10 jenis malware yang umum ditemui, lengkap dengan deskripsi cara kerjanya:
1. Virus
Virus adalah jenis malware yang paling populer. Ini adalah program yang terlampir pada file atau program lain dan menyebar ketika file tersebut dibuka atau dijalankan. Virus dapat merusak data, memperlambat kinerja komputer, atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada perangkat keras.
Mereka biasanya menyebar melalui lampiran email, unduhan berbahaya, atau media penyimpanan eksternal. Virus menyebar dengan cara menginfeksi file yang ada di sistem. Setelah file terinfeksi dibuka, virus akan menyalin dirinya ke file atau program lain dan mulai merusak sistem.
2. Worm
Worm adalah jenis yang bisa menyebar sendiri tanpa memerlukan file atau program lain untuk melakukannya. Umumnya, Worm sering kali mengeksploitasi celah keamanan dalam sistem untuk menyebar melalui jaringan. Jenis ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, web server, hosting, bahkan menghabiskan bandwidth yang berharga.
Worm bekerja dengan cara mengirimkan salinan dirinya melalui jaringan, menggunakan kerentanan perangkat lunak untuk mengakses sistem lain. Saat sistem terinfeksi, worm akan terus menyebar ke perangkat lain dan semakin lama kerusakan akan semakin parah.
3. Trojan Horse
Trojan horse, atau lebih dikenal sebagai trojan, adalah jenis malware yang menyamar sebagai program atau file yang tampaknya sah dan tidak berbahaya. Begitu diinstal, trojan dapat membuka pintu belakang untuk malware lain, mencuri data, atau merusak sistem.
Cara Kerja Trojan adalah dengan menyamar sebagai file atau program yang tampaknya tidak berbahaya. Namun, setelah kamu instal, ia akan memberikan akses tidak sah kepada hacker untuk mengendalikan atau mencuri data dari sistem komputer kamu.
4. Ransomware
Ransomware adalah jenis kejahatan siber yang mengenkripsi data di perangkat korban dan meminta tebusan untuk mendekripsinya. Jika tebusan tidak dibayar, data bisa tetap terkunci atau bahkan dihapus. Ransomware dapat menyebar melalui email phishing atau unduhan berbahaya.
Cara Kerja: Ransomware mengacak data di perangkat korban dengan algoritma enkripsi dan menampilkan pesan yang meminta tebusan. Penyerang akan memberikan instruksi untuk membayar tebusan, biasanya dalam bentuk cryptocurrency.
5. Spyware
Spyware adalah malware yang dirancang untuk mengumpulkan informasi pribadi dan data pengguna tanpa izin mereka. Ini bisa mencakup data seperti riwayat browsing, informasi login, dan data kartu kredit. Spyware sering kali sulit dideteksi dan dapat memperlambat kinerja perangkat.
Cara Kerja dari Spyware adalah dengan menginstal dirinya sendiri di perangkat untuk kemudian memantau aktivitas si pengguna. Lalu, data yang dikumpulkan ini kemudian akan dikirim ke server pengendali tanpa sepengetahuan pengguna. Seram juga yaa!
6. Adware
Adware adalah perangkat lunak yang menampilkan iklan secara berlebihan dan sering kali mengganggu pengalaman pengguna. Meskipun tidak selalu merusak seperti jenis malware lainnya, adware dapat memperlambat sistem dan mengganggu navigasi.
Adware akan menginstal dirinya di perangkat dan menampilkan iklan pop-up atau banner yang mengganggu. Bahkan, beberapa adware juga dapat mengumpulkan data pengguna untuk menargetkan iklan yang relevan.
7. Rootkit
Rootkit adalah jenis malware yang dirancang untuk menyembunyikan keberadaannya dari pengguna dan sistem keamanan. Jenis ini akan memberikan akses tingkat administrator kepada penyerang dan sering kali digunakan untuk menyembunyikan malware lainnya.
Rootkit bekerja dengan cara menyembunyikan dirinya melalui memodifikasi sistem operasi atau perangkat lunak keamanan. Dari situ, nantinya hal ini memungkinkan penyerang untuk dapat masuk lalu mengakses dan mengendalikan sistem tanpa terdeteksi.
8. Botnet
Botnet adalah sekelompok komputer yang terinfeksi malware dan dikendalikan dari jarak jauh oleh penyerang. Komputer-komputer ini, yang dikenal sebagai “bot,” dapat digunakan untuk melancarkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service), menyebarkan spam, atau mencuri data.
Jadi, penyerang mengendalikan botnet melalui server Command and Control (C&C). Bot yang terinfeksi mengikuti perintah dari server tersebut untuk melakukan berbagai aktivitas berbahaya.
9. Keylogger
Keylogger adalah jenis yang mampu merekam setiap ketikan di keyboard untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. Selain itu, keylogger juga sering kali disamarkan dalam perangkat lunak yang tampaknya sah.
Cara Kerja dari keylogger adalah dengan menginstal dirinya di perangkat dan memantau setiap ketikan pada keyboard korban. Data yang dikumpulkan kemudian dikirim ke penyerang atau disimpan di perangkat untuk diakses kemudian.
10. Cryptolocker
Jenis malware yang terakhir adalah Cryptolocker, di mana ia akan yang menggunakan sumber daya komputer korban untuk menambang cryptocurrency tanpa izin. Ini dapat memperlambat kinerja perangkat dan meningkatkan penggunaan energi.
Cryptolocker bekerja dengan cara menyusup ke perangkat korban dan menjalankan proses penambangan cryptocurrency di latar belakang. Sumber daya perangkat seperti CPU atau GPU digunakan untuk menambang cryptocurrency, mengakibatkan penurunan kinerja.
10 Contoh Serangan Malware yang Berbahaya
Setelah memahami jenis-jenisnya, tak lengkap kalau kamu tidak mengetahui juga apa saja contoh serangan malware berbahaya yang pernah terjadi di dunia. Langsung saja, berikut adalah beberapa contoh serangan malware berbahaya yang wajib kamu waspadai:
1. WannaCry
Pada tahun 2017, ransomware WannaCry menginfeksi ratusan ribu komputer di seluruh dunia. WannaCry menggunakan kerentanan sistem operasi Windows untuk mengenkripsi data korban dan meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin. Serangan ini menimbulkan kerusakan besar di berbagai organisasi, termasuk rumah sakit dan perusahaan besar.
2. Emotet
Emotet adalah malware jenis trojan yang awalnya berfungsi sebagai penyalur dari malware lainnya. Ia menyebar melalui email phishing dan dapat mencuri data pribadi serta menginstal perangkat lunak berbahaya tambahan. Bahkan, serangan Emotet ini tergolong sangat canggih dan sulit untuk dideteksi.
3. Zeus
Zeus adalah spyware yang dirancang untuk mencuri informasi keuangan, termasuk nomor rekening bank dan kata sandi. Zeus sering menyebar melalui email phishing dan situs web yang telah terinfeksi, dan dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
4. Stuxnet
Stuxnet adalah malware yang sangat canggih yang dirancang untuk menyerang infrastruktur industri, khususnya sistem kontrol yang digunakan dalam pembangkit listrik dan fasilitas nuklir. Malware ini terkenal karena kemampuannya untuk merusak perangkat keras fisik tanpa terdeteksi.
5. Ransomware Cryptolocker
Cryptolocker adalah ransomware yang mengenkripsi file dan meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin. Cryptolocker sering kali menyebar melalui lampiran email yang tampaknya sah, tetapi sebenarnya berisi malware yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
6. Conficker
Conficker adalah worm yang menyebar dengan sangat cepat melalui jaringan dan perangkat yang tidak memiliki pembaruan keamanan terbaru. Worm ini membuat komputer yang terinfeksi menjadi bagian dari botnet dan dapat digunakan untuk serangan lebih lanjut.
7. Mirai Botnet
Mirai adalah botnet yang terdiri dari perangkat IoT (Internet of Things) yang terinfeksi. Botnet ini digunakan untuk melancarkan serangan DDoS besar-besaran yang dapat membuat situs web dan layanan online menjadi tidak tersedia.
8. SpyEye
SpyEye adalah spyware yang dirancang untuk mencuri informasi keuangan dan login dari pengguna. Malware ini sering menyebar melalui email phishing dan dapat menyebabkan kerugian finansial bagi korban.
9. DarkHotel
DarkHotel adalah malware yang menyasar pelancong dan eksekutif bisnis yang menggunakan Wifi publik. Malware ini mencuri data pribadi dan informasi sensitif dengan memanfaatkan koneksi Wifi yang tidak aman.
10. Keylogger Zeus
Zeus, dalam varian keylogger-nya, merekam setiap ketikan di keyboard untuk mencuri informasi login dan data sensitif lainnya. Ini sering kali disamarkan dalam bentuk perangkat lunak yang tampaknya sah.
Cara Mengatasi dan Mencegah Malware
Setelah mengetahui contoh dan jenis serangannya, berikut adalah penjelasan singkat mengenai apa saja yang perlu kamu lakukan untuk mengatasi serta mencegah malware:
1. Gunakan Antivirus dan Anti-Malware
Menginstal dan memperbarui perangkat lunak antivirus dan anti-malware secara teratur adalah langkah pertama yang penting dalam melindungi perangkat kamu dari infeksi malware. Pastikan perangkat lunak ini selalu diperbarui untuk menangani ancaman terbaru.
2. Perbarui Sistem dan Aplikasi
Selalu pastikan sistem operasi baik Windows atau sistem operasi Linux, serta aplikasi pada perangkat kamu diperbarui dengan patch keamanan terbaru. Banyak dari serangan ini bisa saja memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak yang belum diperbarui.
3. Hati-Hati dengan Email dan Lampiran
Jangan membuka email atau lampiran dari pengirim yang tidak dikenal atau mencurigakan. Email phising adalah salah satu cara umum untuk menyebarkan malware.
4. Gunakan Password yang Kuat
Gunakan password yang kuat dan unik untuk setiap akun. Pertimbangkan menggunakan manajer password untuk menyimpan dan mengelola password kamu dengan aman.
5. Cadangkan Data Kamu
Melakukan pencadangan data secara rutin akan membantu kamu memulihkan data jika perangkat kamu terinfeksi oleh malware. Gunakan penyimpanan cloud atau perangkat penyimpanan eksternal untuk backup data penting.
6. Hati-Hati dengan Situs Web dan Unduhan
Hindari mengunduh perangkat lunak dari situs web yang tidak terpercaya dan pastikan situs web yang kamu kunjungi menggunakan HTTPS.
7. Aktifkan Firewall
Gunakan firewall untuk melindungi jaringan kamu dari akses yang tidak sah. Firewall dapat membantu mencegah malware masuk ke perangkat kamu dari jaringan.
8. Gunakan VPN
Menggunakan VPN (Virtual Private Network) dapat meningkatkan keamanan kamu saat berselancar di internet dan mengurangi risiko serangan malware yang menyebar melalui jaringan publik.
9. Edukasi Diri Sendiri dan Orang Lain
Edukasi diri kamu dan orang-orang di sekitar tentang bahaya malware dan bagaimana cara menghindarinya. Pengetahuan adalah kunci untuk melindungi diri dari ancaman digital.
10. Tindakan Cepat Jika Terinfeksi
Jika kamu mencurigai bahwa perangkat kamu terinfeksi, segera lakukan pemindaian dengan perangkat lunak antivirus dan ikuti langkah-langkah untuk menghapusnya. Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan profesional jika perlu.
Sudah Tahu Apa Saja Contoh Serangan Malware?
Malware adalah ancaman serius yang dapat merusak perangkat, mencuri data pribadi, dan mengganggu kinerja sistem. Karena jenisnya yang beragam seperti virus, ransomware, dan spyware, penting untuk melindungi perangkat kamu dengan langkah-langkah keamanan yang tepat.
Menggunakan perangkat lunak antivirus, memperbarui sistem, dan berhati-hati dalam membuka email serta unduhan adalah langkah-langkah dasar yang harus kamu lakukan.Namun, untuk perlindungan ekstra, coba pertimbangkan penggunaan layanan Cloud VPS dari Nevacloud.
Cloud VPS dapat menyediakan keamanan yang ditingkatkan dan dukungan teknis yang handal, menjaga data dan aplikasi kamu tetap aman dari ancaman siber yang berkembang.